PENELUSURAN GOA

PENELUSURAN GUA

1. Gua Kadole Atas

Secara administratif Gua Kadole Atas terletak di dusun Kadole kelurahan Raba Dompu Kecamatan Rasana’e Kota Bima. Entrance gua ini berada sekitar 150 m dari pemukiman penduduk. Berdasarkan data dan informasi penduduk, gua ini di kategorikan gua multi pitch yang terdiri dari 2 pitch dan horizontal yang belum di explore. Atlit mencoba melakukan penelusuran yang di leader oleh Asep, seccond man Azjar, Pointer oleh Rino dan Shooter oleh Slamet. Untuk anchor atlit memaksimalkan dengan pemanfaatan natural anchor yang antara lain : back up anchor menggunakan pohon, main anchor menggunakan simpul delapan yang di tambatkan pada lobang tembus dan batu besar dan satu deviasi unuk mengurangi friksi tali dengan memanfatkan lubang tembus. Kedalaman dari gua ini adalah ± 24 m di pitch I dan ± 3 m di pitch II serta ditemukan beberap tulang, tengkorak dan gigi binatang yang berserakan. Untuk biota, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang berbentuk kecambah, kecoa, jangkrik dan kutu tanah. Selain itu juga atlit tidak menemukan lorong horizontal seperti data yang kami atlit dapatkan. Atlit hanya menemukan bekas lorong horizontal yang sudah tertutup oleh batu-batu besar dan kecil. Kemudian atlit mengexplore lorong vertical yang di temui dengan melakukan pemanjatan ringan setinggi 6 m. Selain itu atlit juga melakukan penelusuran ke pitch II dengan kedalaman ± 3 m.

2. Gua Ringi Ncanga

Secara administratif Gua Ringi Ncanga ini sewilayah dengan Gua Kadole atas. Jarak antaraa gua ini sekitar 500 m. Gua ini adalah gua aktif yang memiliki lorong vertikal ± 18 m (pitch I), ± 5 m di pitch II dan lorong horizontal yang continued explore. Sama dengan gua-gua yang lain , dalam gua ini atlit melakukan pemetaan grade 4B. Penelusuran ini di leader oleh Azjar, pointer oleh Rino, shooter oleh Slamet dan cleaning man oleh Asep. Untuk lintasan atlit menggunakan natural anchor untuk semua pengaman. Untuk lorong horizontal berair dan berlumpur atlit menggunakan teknik penelusuran main stream. Beberapa biota yang di temukan dalam gua antara lain : ular, kelelawar, sriti, jangkrik goa, dll.

3. Gua Karombo Wera

Secara administatif gua ini terletak di Desa Sangiang Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Gua ini termasuk gua fosil yang memiliki lorong horizontal. Pada penelusuran ini dilakukan mapping grade 4B yang leader oleh Asep, pointer oleh Rino, shooter oleh Slamet dan sketser oleh Azjar.Gua ini memiliki sangat banyak lorong besar dan kecil. Di goa ini para atlet melakukan teknik penelusuran goa horizontal. Teknik penelusuran goanya pun bervariasi sesuai dengan lorong yang berada di goa tersebut. Kadang memakai teknik berjalan, jongkok dan bahkan merayap. Selain itu gua ini juga memiliki jenis tanah yang bercampur dengan goano yang bersifat gembur dan sangat baik untuk pupuk organik. Biota yang di temukan dalam gua ini adalah kelelawar dan ular. Penelusuran dilakukan selama dua hari oleh para atlit.


SOSIOLOGI PEDESAAN

1. Goa Kadole

Deskripsi Existing

Goa kadole berlokasi di Dusun Kadole Kelurahan Rabadompu Bima. Dusun yang masuk di wilayah Kota yang sedang dalam proses Pemekaran wilayah Kota Bima ini memiliki jumlah penduduk sekitar 150 KK. Kadole adalah wilayah Kelurahan Rabadompu yang berada di atas bukit letaknya dan menjadi pembatas antara kelurahan Rabadompu dan kelurahan Kumbe. Untuk mencapai ke Kadole sampai sekarang belum ada kendaraan yang ke sana kecuali Ojek dengan jalan-jalan yang baru setengah di aspal. Sentuhan-sentuhan dari pemerintahan masih sangat kurang di rasakan oleh masyarakat di kampung ini. Terlihat dengan tidak adanya kendaraan umum yang bisa di akses ke sana. Pola kehidupan masyarakat disekitar goa kadole yang dapat dilihat secara garis besar oleh team, ialah kondisi masyarakat, mata pencaharian dan budaya masyarakat.

Kondisi Masyarakat.

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, kondisi masyarakat di dusun Kadole cukup memprihatinkan. Selain susahnya Transportasi umum untuk mengakses kesana, kesusahan dalam mencari air bersih, terlebih ketika musim kemarau datang. Masyarakat Kadole hanya mengandalkan satu mata air untuk keperluan sehari-hari. Nama mata air itu adalah Mada Masa (Mata Emas) yang ketika musim kemarau airnya sangat sedikit. Saat atlet berada di lokasi, setiap hari atlet sering melihat anak sekolahan (SD dan SLTP) yang harus berjalan kaki sekitar 2 – 3 Km dengan cuaca yang sangat panas dan jalan yang sangat menanjak. Cukup melelahkan untuk seusia mereka.

Mata Pencaharian.

Kondisi alam di Kadole adalah termasuk kawasan Karst yang tentunya jenis tanahnya sangat kering. Sesuai dengan kondisi alam yang berada di kadole, mata pencaharia masyarakat Kadole rata-rata sebagai pemecah batu dan Petani. Untuk pertanian masyarakat tersebut lebih memilih menanam Kedelai, Jagung, Tebu, Ubi, Padi gogoh rancah, Cabe dan Sayuran kol ketimbang menanam Bawang Merah sebagaimana penghasilan utama daerah Bima. Itu di sebabkan oleh posisi kadole yang berada di atas bukit sehingga kecenderungan akan adanya embun sebagai penghambat pertumbuhan bawang sangat banyak. Untuk pekerjaan lain, penambangan batu dan tanah pun di lakoni oleh penduduk Kadole. Batu-batu di pecah menjadi kerikil untuk pengecoran dan tanah gunung di kerok untuk penimbunan-penimbunan dasar bangunan.

Adat Istiadat

Adat istiadat Secara umum di Bima hampir sama semua. Secara umum seperti :

Ketika adzan Jumat di kumandangkan, Mesjid-mesjid di bima yang hampir semua berada di pinggir jalan besar dan memiliki Portal menutup portal-portalnya menutupi jalan. Agar semua kendaraan yang melintas bisa berhenti dan bersiap untuk melakukan sholat jumat dahulu.

Dalam keluarga, bila mempunyai anak lelaki biasa di panggil One atau Mone yang berarti Laki-laki dan Siwe atau Iwe untuk perempuan yang berarti wanita sebagai nama kecilnya walaupun mereka sudah memiliki nama aslinya. Budaya Rimpu yaitu cara berpakaian wanita untuk menutupi aurat (pengganti Jilbab) dengan cara sarung di lilitkan di kepala hingga menutupi setengah badan. Apabila para wanita ingin keluar rumah, mereka biasa menggunakan Rimpu. Sebelum bulan Ramadhan tiba, sebagian masyarakat Bima biasa menghabiskan waktunya untuk bertamasya dan makan-makan. Sebagian juga melakukan Jiarah Kubur di Pemakaman untuk menjiarahi sanak saudaranya yang telah meninggal. Dalam keluarga, bila seorang anak telah lahir dan pada saat pemotongan rambut bayi, sang bayi dibuatkan rumah-rumahan dari pohon Tebu dan diletakkan di dalamnya, agar di waktu kelak sang bayi bisa hidup yang lebih baik dan sejahtera. Rumah adat Bima adalah Rumah Panggung yang biasanya di depan rumah sebelah kanan di letakkan Jompa atau Uma Lengge (Lumbung Padi) sebagai pertanda kekayaan pemilik. Adapun kesenian yang diadakan pada waktu Khitanan atau perkawinan adalah kesenian Gantao. Gantao adalah kesenian tradisional yang diiringi dengan alat musik tradisional dan diiringi oleh dua atau empat orang yang melakukan aksi silat.

2. Goa Ringi Ncanga

Deskripsi Existing

Lokasi goa Ringi Ncanga yang berdekatan dengan lokasi goa kadole, memiliki wilayah administratif yang berbeda karena berada dalam lingkungan Dusun ringicanga Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasane’e Timur. Gambaran kondisi masyarakat, mata pencaharian dan budaya masyarakat sekitar Goa Ringi Ncanga sama dengan masyarakat Kadole. Persamaan ini disebabkan oleh wilayah mereka yang bersebelahan dan memiliki suku yang sama yakni suku Bima.

3. Goa Wera

Deskripsi Existing

Kecamatan wera termasuk ke dalam Kabupaten Bima sebagai penghasil Bawang Merah setelah kecamatan Sape dan kecamatan Belo.Kabupaten Bima, kecamatan wera. Secara umum, mata pencaharian masyarakat di wera cukup kompleks dengan kondisi masyarakat yang lumayan maju dan budaya yang hampir sama dengan tempat-tempat lainnya di Bima.Yang membedakan orang wera dengan orang-orang Bima yang lain adalah dialek mereka yang cukup khas. Namun di sekitar Goa Karombo Wera yang kami tuju, kami tidak menemukan perkampungan. Hanya bibir pantai dan sabana yang telah dibakar untuk pertanian yang terhampar luas. Petani-petani yang berladang di tempat ini umumnya berasal dari Bima dan beberapa warga Transmigrasi yang letaknya cukup jauh dari Entrance Goa.

*Disadur dari Unisi

Explore posts in the same categories: Dan Lain - Lain

9 Komentar pada “PENELUSURAN GOA”

  1. alfiaN Says:

    MANTAP

  2. dedy Says:

    wow….menakjubkan.
    Saya yang orang bima saja baru tau gambaran keindahan Alamnya, selama ini hanya mengetahui mananya saja.

    Ternyata Bima menyimpan sejuta misteri ya, he….

  3. DheeN Says:

    alae………samangi palana keindahan dana mbo-zho ndaita………….ndaiku wara usul lao coba pu aka goa dei keli – woha ka ngarana ” karombo titaki ” caru n ntika pemandangan ta dei goa na.

    bahasa apa nih bro ?

  4. yudhi Says:

    t’nyata potensi alam dana mbozo sgt besar y sebagai ODTW, pa lg goa wera yg sgt berpotensi sperti yg dah d paparkan (jd pnasaran ne u/ menikmati keindahan goa2 tsb.

  5. Syahrul Says:

    bisa ga seh gua-gua tesebut di kelola dan dilestarikan utk kesejahteraan masyrakat sekitar, entah untuk pariwista ato pemanfaatan sumberdaya yang ada di dalam gua….????

    • Rino Says:

      seluruh komponen yg ada tetntunya bisa dimanfaatkan untuk khalayak umum. Pendataan2 potensi goa adalah hal awal untuk pengembangan kearah pemanfaatan potensi yg jika ditindaklanjuti oleh pemerintah n masyarakat tentunya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.seperti yg pernh dilakukan oleh pemkab bima adlh pengangkatan air baku dr dlm goa vertikal kadole untuk mmencukupi kbthan akan air bagi masyrakat kadole dan panfaatan wisata di goa wera oleh pemkab Bima,walaupun blm trlalu maksimal yg dikarenakan krgnya promosi dan perbaikan akses jalan menuju lokasi.

  6. SABIQ Says:

    BAGUS PERLU DI EXPLORASI SEMUA GUA YANG ADA SEHINGGA BISA DIJADIKAN OBYEK WISATA ADVENTURE.


  7. Saya orang Keli – Woha, tapi belum tahu keindahannya bagaimana. Penasaran, makanya mencari informasi tentang KAROMBO TITAKI sebagai mana yg dipaparkan oleh pengkoment nomor 3.


Tinggalkan komentar